http://4.bp.blogspot.com/-YAejq2zjPis/UHJx3KJd-hI/AAAAAAAAATo/ifvUuL_HN34/s1600/131.gif
CLICK HERE FOR FREE BLOG LAYOUTS, LINK BUTTONS AND MORE! »

About Me

Jumat, 15 Februari 2013

Selasa, 12 Februari 2013

Membuat Naskah Drama dari cerpen yang Dibaca


Air Mata Kawan
Disadur Oleh: Nurshadrina Khairadhania

Malam itu, terlihat Mama sedang menonton TV bersama anaknya yang bernama Kintan. Kintan duduk di kelas 3 SD. Dengan lugunya Kintan bertanya kepada mama, suatu hal yang sulit untuk mama jawab.

Kintan : “Mah, korupsi itu apa sih?” (Kintan penasaran).

Mama : “Hmmm.. apa ya.. mama juga bingung” (Fikir mama).

Kintan : ”Jahat mana korupsi dengan maling?” (sambil mendekati mama).

Mama : “Mama ga tau ya, jahat mana korupsi sama maling…”

Kintan : “Dari tadi Kintan Tanya mamah enggak tau terus… gimana sih” (sambil 
menggerutu).
Mama : “Lebih jahat korupsi”.

Kintan : “Oooh.. (menatap mama dan berfikir). Sama Ryan pembunuh itu, jahat mana?”.

Mama : “Loh! Kok dia bias tau hal itu, seharusnya dia tidak boleh menonton tentang pembunuhan sadis itu..!” (mama menyesal) (monolog).

Kintan : “Mah.. lebih jahat mana??? Mamah ditanya malah bengong!”.

Mama : “Kejahatannya berbeda nak. Ryan membunuh banyak orang, korupsi mencuri uang Negara.”

Kintan : “Lebih jahat man amah?? Pasti ada yang lebih jahat dong..” (Kintan tambah penasaran).

Mama : “Pokoknya sama-sama jahat deh. (mama mulai kesal). Nih, dengar ya sayang.. korupsi itu membuat Negara jadi miskin, akibatnya banyak orang jadi melarat, anak-anak kecil menjadi pengemis, ga bisa makan dan sekolah, kalau sakit ga bisa berobat.” (mama layaknya seorang guru).

Kintan : “Hah??! Masa sih, sejahat itu..?” (sambil terisak-isak).

Mama : “Lo.. kamu kenapa nak?” (mama penasaran).

Kintan : “Masa sih mamanya Marni sejahat itu?? Hiks..hiks.. Ma… mamanya ditangkap karena korupsi.” (sambil menitikan air mata).

Mama: “Kamu tau dari mana nak? Mudah-mudahan tidak benar.” (mama terkejut).

Kintan: “Sonya yang bilang. Dia tau dari mamanya, kasian ya mah..(Mengangkat tangannya) ‘Ya Tuhan toloonglah mamanya Marni dan jangan sampai dia menjadi koruptor, jangan biarkan dia tertangkap, lepaskan dia Tuhan.. Amiin.”


          Suasana Pagi di SDN 233 Kampung sari, sudah ramai. Anak-anak sudah mulai berdatangan. Sebagian ada yang bermain di teras depan kelas sambil mengobrol.
            Kintan bersedih, Marni yang ditunggunya sejak tadi belum juga datang.

Surya: “Udah ga usah ditungguin! Ibunya aja koruptor, ngapain ditungguin… hahahahhaha”

Ari: “Huuh.. ngapain juga temenan sama dia, anak koruptor aja…”

Reza: “Najis!”

Kintan: “Yee siapa? Emangnya gue? Huh!” (sambil pergi meninggalkan mereka)

          Kintan berjalan mendekati kawannya, Dewi,Sonya, dan Desi yang sedang ngobrol di dekat pintu ruamgan kelas 3B.

Dewi: “Belum tentu benar, kata bapak aku itu kan baru tersangka.”

Sonya: “Tapi kenapa ibunya ditangkap,? Kalau ga bersalah ngapain ditangkap.”

Dewi: “Ya ga tau.. itu kan kata bapak aku.kamu  tanya aja ke bapak aku… hihihihi.” (sambil tertawa)

Sonya: “Bodo! Pokoknya kata mama aku, korupsi itu jahat banget! Kayak teroris..! Eh Kinta sini deh.. jangan temenan sama Marni lagi, mamanya itu koruptor! Ihhh..”

Dewi: “Lho! Emang kenapa kalau dia berteman sama Marni?”

Sonya: “ Ihh.. yang namanya najis ya menular,hihihi. Kamu mau najis juga? Ya terserah (tertawa)

Kintan: (bersedih sembari melihat ke  arah teman-temannya)

          Di dalam kelas 3B

Bu Nina: “Anak-anak mohon perhatian semuanya, sebelum mulai pelajaran, ibu ingin menjelaskan pertanyaan yang ditanyakan beberapa orang murid.” (berdiri di depan kelas).

Anak-anak: (terdiam)

Bu Nina: “Ibu ingin bertanya, tolong yang sudah tahu dijawab bergantian ya.. siapa yang sudah dengar kata korupsi? Dengar dari mana atau siapa?”

Tono: “Saya bu, lihat di TV bu.” (mengangkat tangan)

Anak-anak: “Ya bu, lihat di TV bu..”

Sonya: “Saya mendengar dari mama waktu ngobrol dengan papa.”

Bu Nina: “Ya, betul. Jadi kita mendengat dan melihat korupsi itu dari berita di TV.”

Anak-anak: “Horeeee.. aku betul.” (berteriak)

Bu Nina: “Baik anak-anak.. mohon tenang ya… J . Ibu mau Tanya nih,menurut kalian apa itu korupsi?”

Tono: “DPR bu..”

Anak-anak: “Iya bu.. DPR”

Bu Nina: (tersenyum) "Siapa yang mengerti arti korupsi?”

Anak-anak terlihat kebingungan.

Sonya: “Korupsi itu kata mama jahat. Lebih jahat dari pada malingdan hampir sama dengan teroris. Jangan mau berteman sama anak koruptor.” (Sambil berssemangat).

Anak-anak: “Ha??”

Dewi: “Teroris itu apa?”

Ari: “Ya… teroris aja ga tau.. cemeen..!”

Bu Nina: “Eh.. tidak boleh begitu, kalau kamu tau apa itu teroris, ya jelaskan.”

Tono: “Teroris itu yang suka bunuh orang pake bom.”

Joko: “Korupsi ga pake bom.”

Bu Nina: “Sekarang kalian diam dulu.”

Anak-anak: (terdiam kembali)

Bu Nina: “siapa yang tahu, korupsi itu kejahatan seperti apa?”

Anak-anak: (tidak menjawab malah berbisik-bisik)

Bu Nina: “ kalau begitu, ibu beri contoh. Misalnya ibu menyuruh Joko membeli air mineral yang harganya Rp. 3000 Joko pergi membeli dan dia bilang, bahwa air mineral ini harganya Rp. 5000 jadi, Joko mengambil uang lebihnya Dua ribu rupiah. Nah itu namanya korupsi.”

Surya: “Wah Joko penipu! Pencuri! Maling!” (menunjuk kearah Joko)

Bu Nina: “Eehh.. bukan Joko, kan misalnya Joko.”

Jane: “Kalau koruptor itu apa bu?” (sambil mengangkat tangan)

Bu Nina: “Koruptor itu, orang yang melakukan korupsi. Anak-anak masih ada pertanyaan?”

Reza: “Lebih jahat  mana koruptor sama maling, bu?”

Bu Nina: “Maling itu mengambil uang seseorang di suatu tempat. Tapi, koruptor mencuri uang negara. Sehingga , Negara menjadi miskin dan menyengsarakan banyak orang, jadi.. menurut kalian, siapa yang lebih jahat?”

Anal-anak: “Koruptor.” (berteriak)

Bu Nina: “Eh Kintan,kenapa nak?” kenapa kamu menangis?” (mendekati Kintan)

Kintan: “Enggak apa-apa bu.”(sambil mengusap air matanya)

Bu Nina: “Anak-anak dengar pengumuman dari ibu ya.. kawan kita Marni sedang ditimpa musibah, kalian mengerti?”

Anak-anak: “Mengerti bu guru.” (mengangguk)

Bu Nina: “Bagus! Bagaimana, seharusnya sikap kita terhadap kawan kita yang sedang tertimpa musibah?”.

Anak-anak: “Menoolong bu…”

Sonya: “Kata mama, ga boleh temenan sama anak koruptor. Najis”


Bu Nina: “Kalian  dengar, ank-anak! Kalian harus belajar untuk tidak menyalahkan orang lain. Apalagi mengatakan najis. Mengerti? Ibunya Marni sekarang disebut tersangka, jadi dia belum tentu betul-betulmelakukan korupsi, mengerti? Jika nantinya ternyata ibunya terbuktii melakukan korupsi, nanti dia akan dihukum. Tetapi, itu bukan salahnya Marni kawan kalian, mengerti?”.

Anak-anak: “Mengerti bu guru..”.

          Siang itu anak-anakpulang sekolah, Ibu-ibu sedang menunggu di tempat tunggu depan sekolah. Dua orang ibu sedang bercakap-cakap, sambil memesan siomay.

Mama Dani: “Bang minta siomay satu dong..”

Abang siomay: “Baik bu!”

Mama Dani: “Enggak pesan sekalian, mama Mel?”

Mama Melati: “Ah nanya doang. Traktir kagak” (bercanda sambil tertawa).

Mama Dani: “Ntar gue korupsi dulu ya, baru gue trraktir..”

Mama Melati: “Idih! Entar gue mencret-mencret makan uang hasil korupsi”.

Mama Dani: “Ala.. jangan muna deh lu. Emangnya uang hasil korupsi, teriak-teriak kalau gue hasil korupsi?. Lagian belum ada fatwa yang menyatakan uang korupsi haram”.

Mama Melati: “Kalau ada fatwa pun, belum tentu pun didengar”.

Mama Dani: “Minimal kan bagi calon pelaku korupsi tau, bahwa korupsi itu haram.”

Mama Melati: “Ah.. udah deh lu. Makan aja tuh, ga usah ceramah. Ah namanya koruptor ya tetap aja maling busuk, nanti si Marni juga bakal jadi koruptor, najis!”

Mama Dani: “Eh Kintan..! nunggu mama dijemput ya?” (melihat Kinta sambil melongo)
Kintan: “Eh.. iya tante” (mengusap air matanya).
         
          Kintan sudah mendengar obrolan mereka dari tadi. Air matanya tak terasa menetes lagi. Dia tidak tahu, apa korupsi itu, korupsi adalah dunia orang dewasa. Kintan tak bisa membayangkan apa yang akan terjadi dengan kawannya. Jika Marni harus menghadapi sikap semua orang. Apa salah Marni….



Rabu, 06 Februari 2013

Lyric " I Love You Daddy "


Daddy, You know how much I love you
(ayah, kautahu betapa aku sangat menyayangimu)
I need you
(aku membutuhkanmu)
Forever I’ll stay by your side
(aku akan berada di sisimu selamanya)
Daddy oh Daddy
(ayah, oh ayah)
I want always bliss you
(aku ingin selalu membahagiakanmu)
But I never stop trying
(namun aku takkan berhenti mencoba)
to be your number one
(untuk menjadi nomor satu)
You understand me….
(kaumengerti aku)
You teach me how to pray..
(kaumengajarkanku bagaimana berdoa)
And you play the game I love to play
(dan kaumemainkan permainan yang kusukai)
I have no fear here when you are near
(aku tak punya rasa takut saat kau ada di sini)
You guide me through the dark is night
(kaumenuntunku melewati gelapnya malam)
I love you Daddy…
(aku menyayangimu Ayah…)
You are my hero (and you always in my dream)
(kau adalah pahlawanku (dan kau selalu ada dalam mimpiku))
I love you daddy oh daddy
(aku menyayangimu ayah oh Ayah)
You are my superstar
(kau adalah bintang yang luar biasa bagiku)
Daddy, You know how much I love you
(Ayah, kautahu betapa aku menyayangimu)
I want you to help me
(aku ingin kaumenolongku)
Please show me the way
(tunjukkanlah arah yang benar)
Daddy oh Daddy
(Ayah oh Ayah)
Sometimes I might do wrong
(terkadang aku melakukan yang salah)
But I never stop trying
(tetapi aku tak pernah berhenti berusaha)
To be your number one
(untuk menjadi yang nomor satu bagimu)
I wanna show you
(aku ingin menunjukkan padamu)
I’ll be as strong as you
(aku akan tegar sepertimu)
When I grow up I still look up to you
(saat aku beranjak dewasa, aku tetap akan membutuhkan bimbinganmu)
So have no fear here I believe here
(maka aku yakin tak ada ketakutan di sini)
I will be my daddy’s boy
(aku akan menjadi anak Ayah)
I love you Daddy…
(aku menyayangimu Ayah…)
You are my hero (and you always in my dream)
(kau adalah pahlawanku (dank au selalu ada dalam mimpiku))
I love you daddy oh daddy
(aku menyayangimu Ayah oh Ayah)
You are my superstar
(kau bintang yang luar biasa bagiku)
The one in a million and a million in one
(satu di antara sejuta dan sejuta dalam satu)
Forever I want to be by your side
(selamanya aku ingin di sisimu)
You’re in a million
(kau adalah satu di antara jutaan)
Show me the way
(yang menunjukkan jalan bagiku)
Guide me through my night
(tuntunlah aku melewati malam-malamku)

Kaulah Guruku... Maafkan kami Bu..